This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Selasa, 01 Desember 2015
Senin, 23 November 2015
AGEN PENGENDALIAN HAYATI
Maha besar Allah, yang telah
menciptakan keseimbangan di muka bumi ini. “agar
kamu tidak merusak keseimbangan itu” (QS. AR-RAHMAN 55;8). demikian Allah
berpesan kepada hambanya. agar menjaga keseimbangan alam ini dengan segala kebijaksanaannya.
hama dan penyakit memang sudah
sunatullah yang memang itu adalah salah satu makluk ciptaan Yang Maha Pencipta,
namun dalam penciptaan penyakit maupun hama bagi tanaman kita Sang Pencipta
juga menciptakan , predator, parasitoid, dan patogen yang kita kenal sebagai
musuh alami, dan cara penggunaannya dinamakan pengendalian hayati (biologi control). pengendalian hayati
merupakan unsure penting dalam mewujudkan konsep pertanian berkelanjutan yang
memiliki sifat, ramah lingkungan, efektif dan efisien.
pengendalian hayati adalah suatu
teknik pengelolaan hama dengan sengaja memanfaatkan/memanipulasi musuh alami
untuk kepentingan pengendalian, pengendalian hayati ada unsure campur tangan
manusia dengan cara memperbanyak musuh alami baik di laboratorium maupun di
penangkaran. berbeda dengan pengendalian alami yang berjalan sendiri tanpa
capur tangan manusia.
untuk lebih kenalnya mari kita
pelajari bersama tetnang mereka.
1.
PREDATOR
Predator adalah binatang atau serangga yang hidup bebas dengan membunuh
atau memangsa serangga lain.
cirri-ciri predator :
-
predator dapat memangsa semua tingkat
perkembangan mangsanya (telur, larva, nimfa, pupa dan imago)
-
predator membunuh dengan cara memakan atau
menghisap mangsanya dengan cepat.
-
seekor predator memerlukan dan memakan banyak
mangsa selama hidupnya.
-
predator membunuh mangsanya untuk dirinya
sendiri.
-
kebangakan predator bersifat karnifor.
-
predator memiliki ukuran tubuh yang lebih besar
dari pada mangsanya.
-
dari segi prilaku makannya, adaa yang mengunyah
semua bagian tubuh mangsanya, dan ada yang menusuk tubuh mangsanya dan dihisap
cairan tubuhnya.
contoh predator dalam areal
sawah kita. burung hantu, ular, tawon, kumbang, laba,laba, capung, dan beberapa
dari kelompok belalang.
Gambar Trichogramma sp
2.
PARASITOID
Parasitoid merupakan serangga yang memarasis serangga atau binatang
antropoda lainnya. prasitoid bersifat parasit pada fase pradewasa, sedangkan
dewasanya hidup bebas dan tidak terikat pada inangnya.
cirri-ciri parasitoid :
-
parasitoid hidup menumpang di luar atau didalam tubuh
inangnya guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
-
parasitoid memiliki ukuran yang lebih kecil dari
pada inangnya.
-
parasitoid menyebabkan kematian pada inangnya
secara perlahan-lahan.
-
parasitoid mengambil energy dari inangnya selagi
masih hidup dan membunuh atau melumpuhkan inangnya untuk kepentingan
keturunannya.
-
parasitoid bersifat monofag (memiliki inang
spesifik) tetapi ada juga yang oligofag (inang tertentu)
contoh, parasitoid, Trichogramma parasitoid telur penggerek
batang padi. Telenomus Sp. parasitoid
teur penggerek polong kedelai. dll
Gambar, serangga terinfeksi Beauveria bassiana
3.
PATOGEN
Patogen merupkan golongan mikroorganisme atau jasad renik yang
menyebabkan serangga sakit dan akhirnya mati. pathogen adalah salah satu factor
hayati yang turut serta dalam memepengaruhi dan menekan perkembangan serangga
hama. karena mikroorganisme ini dapat menyerang dan menyebabkan kematian
serangga hama maka pathogen disebut sebagai salah satu musuh alami selain
predator dan parasitoid. kelompok serangga dalam kehidupan diserang banyak pathogen
atau penyakit, yang berupa virus, bakteri jamur, protozoa maupun nematode. oleh
karena itu kemampuan pathogen dalam membuhuh serangga hama sejak lama digunkan
sebagai agen pengendali hayati (biological control).
contoh :
bakteri Bacillis popiliae sebagai
pathogen dari kumbang jepang, Bacillus
thuringiensis sangat efektif dalam mengendalikan larva dari ordo Lepidoptera.
Jamur Metarhizium anisopliae digunakan
untuk menggendalikan hama Oryctes
rhinoceros (kuwangwung) pada tanamn kelapa, Beauveria basiana cendawan
yang efektif mengendalikan serangga hama dengan menginfeksi tubuh serangga. dll
Minggu, 22 November 2015
RESEP NASI JAGUNG
untuk mendukung swasembada
pangan dan kemandirian pangan, perlu kita upayakan defersifikasi (keanekaragaman)
makanan, baik yang berasal dari bahan bakunya maupun hasil olahannya. Mengingat
hampir 90% masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras dari tahun ketahun masalah
ketersediaan beras ini cukup menjadi masalah. bahkan terkadang beras di
Indonesia lebih mahal dari Negara-negara tetangga.
sebagai Negara agraris tentu
kita harusnya malu jika urusan makan saja masih bergantung pada bangsa lain.
perlu adanya kesadaran dari kita semua bahwa tidak selamanya kita harus
mengkonsumsi beras dan beras. banyak olahan local yang justru mampu menjamin
kita terhadap ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional.
salah satu produk olahan yang
beberapa daerah sudah meninggalkan dan beralih keberas adalah nasi jagung.
Indonesia merupakan salah satu penghasil jagung terbesar didunia. Indonesia
juga memiliki jagung local yang memiliki tekstur rasa yang nikmat dibanding dengan
jagung hibrida atau hasil introdusi.
berikut adalah resep dan cara
pengolahan nasi jagung.
bahan-bahan
-
1 kg biji jagung tua
-
500 ml air.
cara Membuat
-
tumbuk/gilingkan biji jagung yang sudah tua dan
kering tadi hingga menjadi beras jagung.
-
cuci bersih jagung dan rendam selama dua hari
dua malam.
-
cuci kembali beras jagung dan tiriskan
-
tumbuk /gilingkan dengan alat giling tepung.
hingga menjadi halus.
-
remas-remas tepung jagung untuk memisahkan
benda2 asing dari tepung,
-
rebus airnkrang lebih 500 ml/ 1 kg jagung hingga
mendidih lalu tuangkan ketepung yang sudah siap tadi.
-
aduk-aduk hingga tepung menjadi setengah matang
dan kalis.
-
kemudian tepung jagung kukus hingga masak.
setelah matang, nasi jagung yang
dihasilkan akan lebih halus dan pulen. karena nasi jagung mudah kering bisa
disimpan dalam bungkus daun jati atau daun pisang. untuk disajikan berikutnya.
SELAMAT
MENCOBA.Jumat, 20 November 2015
HAMA UTAMA PADI
Hama adalah hewan yang
menyerang/merusak tanaman budidaya sehingga menyebabkan kerugian baik secara
ekonomi maupun agronomi. hama dapat dibedakan berdasakan aspek ekonomi, yaitu
hama utama, haman minor dan hama potensial.
hama utama adalah, hama yang
selalu menyerang tanaman dalam intensitas berat dan dalam kurun waktu yang lama
dapat menimbulkan kerugian ekonomi sehingga perlu dilakukan pengendalian.
adapun hama utama pada tanaman padi adalah.
1.
keong mas
waktu kritis untuk pengendalian keong mas pada saat 10 HST pindah, atau
21 HSS (hari setelah sebar) di persemaian. PHT
keong mas dilakukan sepanjang pertanaman dengan rincian sebagai berikut :
-
pratanam : ambil keong mas dan musnahkan atau
sebagai pakan ternak.
-
persemaian : ambil keong mas dan musnahkan sebar
benih lebih banyak untuk sulaman. dan bersihkan salura air dari tanaman air
seperti kangkung.
-
stadia vegetative : tanam bibit yang agak tua (˃ 21 hari ) dan jumlah
bibit lebih banyak, keringkan sawah sampai 7 HST, ambil keong mas dan
musnahkan, pasang saringan di saluran air, umpan dengan daunt alas dan papaya,
pasang ajir agar siput bertelur pada ajir, ambil dan musnahkan telur siput.
-
stadia generative dan setelah panen : am bil
keong emas dan musnahkan, gembalakan
itik setelah padi dipanen.
gambar ; keong mas dan telurnya
2.
wereng coklat
wereng coklat menyukai pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan
jarak tanam rapat. ambang ekonomi hama ini adalah 15 ekor per rumpun. siklus
hidupnya 21-33 hari. PHT wereng adalah sebagai berikut :
-
gunakan varietas tahan wereng coklat.
-
berikan pupuk K untuk mengurangi kerusakan.
-
monitor pertnamn paling lambat 2 minggu sekali.
-
jika populasi hama dibawah ambang ekonomi
gunakan insektisida botani.
-
jika populasi hama di atas ambang ekonomi
gunakan insektisida kimiawi yang direkomendasikan.
gambar ; wereng coklat
3.
penggerek batang
stadia tanaman yang rentan terhadap serangan penggerek batang adalah dari
pembibitan sampai pembentukan malai. gejala kerusakan yang ditimbulkan
makibatkan anakan mati yang disebut sundep pada stadia vegetative, dan pada
fase generative disebut beluk (malai hampa) . ambang ekonomi penggerek batang
adalah 10 % anakan terserang. 4 kelompok telur per rumpun.
bila populasi tinggi (di atas amabang ekonomi ) aplikasikan insektisida
kimiawi yang direkomendasikan.
gambar ; pengerek batang padi
4.
tikus
pengendalian hama tikus terpadu (PHTT) didasarkan pada pemahaman ekologi
jenis tikus, dilakukan sejak dini, intensif dan terus menerus (berkelanjutan)
dengan memanfaatkan teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. adapun
PHTT adalah sebagai berikut.
-
penanaman serempak
-
penangkaran musuh alami tikus Tito alba
-
sanitasi habitat dan gropyok masal dan
-
penggunaan perangkap.
5.
walang sangit
walang sangit merupakan hama yang merusak bulir padi saat fase pemasakan.
fase pertumbuhan tanaman padi yang rentan terhadap serangan walang sangit
adalah dari keluarnya malai samapai masak susu. kerusakan yang ditimbulkan
menyababkan beras berubah warna dan mengapur, serta hampa. PHT walang sangit
adalah sebagai berikut.
-
kendalikan gulma dibawah dan sekitar pertanaman.
-
pupuk merata agar tanaman tumbuh merata dan
seragam.
-
umpan walang sangit dengan ketam atau ikan
busuk, sebagai perangkap.
-
apabila serangan sudah sampai pada amabang
ekonomi bisa menggunakan insektisida kimia yang dianjurkan pada pagi dan sore
hari, saat walang sangit ada di atas kanopi.
Kamis, 19 November 2015
PENINGKATAN PRODUKSI PADI DENGAN EFISIENSI USAHATANI
Program swasembada pangan
seharusnya tidak hanya menjadi mimpi dan angan-angan saja. untuk mewujudkan
swasembada pangan tentu tidak hanya pemerintah yang membuat program dan
mewujudkan, karena perlu kita sadari bahwa keberhasilan suatu program harus
didukung oleh seluruh pihak yang berkepentingan termasuk petani itu sendiri.
mulai sekarang petani harus
memiliki cara pandang bisnis untuk meningkatkan hasil taninya sehingga akan
terbiasa dengan perhitungan untung rugi dari tanaman yang telah di budidayakan.
jika selama ini petani masih menggap bertani adalah sekedar kegiatan untuk
menyambung hidup maka tidak ada motivasi untuk peningkatan hasil, bahkan ada
istilah “bisa panen syukur”
peningkatan produksi padi di
Indonesia bukan lagi sebagai wacana atau sekedar program pemerintah. mengingat
hampir 90 % masyarakat kita adalah pengkonsumsi beras, sehingga setiap tahunnya
antara produksi dan konsumsi mengalami deficit alhasil pemerintah selalu
melakukan impor beras, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. untuk itu dalam
meningkatkan produksi nasional kita harus memperhatikan usahatani padi.
1.
Menggunakan
Benih Bermutu
benih bermutu adalah benih yang memiliki vigor tinggi dan bersertifikat.
keuntungan menggunakan benih bermutu adalah.
a.
benih tumbuh cepat dan seragam.
b.
jika disemaikan tumbuh menjadi bibit tegar dan
sehat.
c.
pada saat dipindah tanam, bibit tumuh lebih
cepat.
d.
jumlah tanaman optimum akan memberikan hasil
yang tinggi.
2.
Persemaian
untuk kebutuhan benih luasan 1 ha 20 kg. benih bernas (yang tenggelam)
dibilas dengan air bersih kemudian direndam dalam air selama 24 jam, kemudian
di peram dalam karung selama 48 jam. buat areal persemian 400 m2/ha.
buat lebar bedengan 1-1,2 m dan diberi pupuk kandang, serbuk kayu dan abu
sebanyak 2 kg/m2. penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi
sehingga kerusakan akar bisa dikurangi.
3.
Persiapan
lahan
dua minggu sebelum olah tanah berikan pupuk kandang sebnyak 2 ton/ha.
selanjutnya lakukan pengolahan tanah secara sempurna (2 kali bajak dan 1 kali
garu).
4.
Penanaman
penanaman sebaiknya dilakukan saat bibit masih muda ˂ 21 HSS (hari setelah
sebar) sebanyak 1-3 bibit/rumpun. penanaman disarankan dengan system jejer
legowo, karena populasi lebih banyak dan produksi lebih tinggi.
Keuntungan
cara tanam jejer legowo
-
rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir
lebih banyak.
-
terdapat ruang kosong untuk pengaturan air,
saluran pengumpulan keong mas atau untuk mina padi.
-
pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih
mudah.
-
pada tahap awal areal pertanaman lebih terang
sehingga kurang diserang tikus.
-
penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
5.
Pengairan
berselang
pemerian air berselang adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering
dan tergenang secara bergantian. Tujuan pengairan berselang adalah :
-
Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat
diairi lebih luas.
-
member kesempatan akar tanaman memperoleh udara
lebih banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam.
-
mencegah timbulnya keracunan besi.
-
mencegah penimbunan asam organic dan gas H2S
yang menghambat perkembangan akar.
-
mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang
bermanfaat.
-
mengurangi kerebahan.
-
menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat
waktu panen.
-
memudahkan pengendalian hama keong mas.
cara pemberian air yaitu saat tanaman berumur 3 hari, petakan sawah
diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hariberikutnya tidak ada
penambahan air. selanjutnya pemerian air berselang lima hari.
6.
Pemupukan
pemupukan berimbang, yaitu pemberian berbagai unsure hara dalam bentuk
pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang dibutuhkan tanaman berdasarkan
tingkat hasil yang ingin dicapai. untuk setiap ton gabah yang dihasilkan
tanaman padi membutuhkan hara N 17,5 kg, P sebanyak 3 kg dan K sebanyak 7 kg
(BPTP NAD).
dengan demikian jika kita ingin mendapatkan hasil yang tinggi sudah tentu
membutuhkan pupuk yang banyak. Namun demikian tingkat hasil yang ditetapkan
juga memperhatikan daya dukung lingkungan setempat dengan melihat produktifitas
padi pada tahun-tahun sebelumnya.
7.
Pengendalian
Gulma secara terpadu
gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, mengatur air
dipetakan sawah, menggunakan benih bersertifikat, menggunakan kompos yang sudah
matang, serta menggunakan landak (gosrok) sangat dianjurkan.
8.
Pengendalian
hama dan penyakit terpadu
pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan pendekatan
pengendalian yang memperhitungkan factor ekologi sehingga pengendalian
dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak
menimbulkan kerugian besar. PHT merupakan perpaduan berbagai cara pengendalian
hama dan penyakit, diantaranya melakukan monitoring populasi hama dan kerusakan
tanaman sehingga penggunaan teknologi pengendalian dapat lebih tepat.
9.
Panen
panen dilakukan saat
gabah menguning, tetapi malai masih segar. potong padi dengan sabit 30-40 cm di
atas permukaan tanah. gunakan plastic terpal untuk alas tanaman padi yang baru
diportong dan ditumpuk sebelum dirontok. hindari perontokan lebih dari 2 hari
setelah pemotongan untuk menghindari kerusakan beras, sehingga menurnkan
kualitas.
Selasa, 17 November 2015
TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI
A.
Tanaman cabai
Tanaman cabai termasuk keluarga
tanaman terong-terongan yang memiliki cirri berbunga trompet dan berbuah
tunggal.
B.
Persiapaan Lahan
Untuk menghindari pewarisan
penyakit dari tanaman sebelumnya, maka pilihlah lahan yang sebelumnya tidak
ditanami tanaman dari keluarga terong terongan.
Buat bedengan dengan ukuran lebar
100 cm tinggi 30-40 cm pnjang bedengan menyesuaikan panjang lahan. Tambahkan pupuk
kandang/kompos sebanyak 20 ton/ha dan pengapuran. Kemudian berikan pupuk SP-36
200 kg/ha berikan sebelum pemasangan mulsa. Bedengan ditutup dengan mulsa
selanjutnya buat lubang tanam dengan jarak 70 x 40 cm.
C.
Penanaman
Penanaman bibit cabai dilakukan 5-7
hari setelah pemasangan mulsa, yang sebelumnya dilakukan pengairan . penanaman
dilakukan dengan cara memindahkan bibit ke lubang tanam.
D.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang 15-20 ton/ha. Pupuk buatan, NPK 500 kg SP-36 200kg, KCl 150 kg. pupuk
kandang diberikan saat olah lahan, ditambah SP-36 setengah dosis. Selajutnya
pemupukan susulan diberikan pada umur 15 hst (hari setelah tanam) 30 hst dan 45
hst. Masing masing pemupukan pertama sisa SP-36 sisa yang d berikan sebelum
tanam ditambah sepertiga NPK dan setengah bagian KCl. Pemupukan kedua sepertiga
NPK dan setengah bagian KCl pemupukan ketiga sepertiga NPK. Pemupukan d berikan
sekeliling batang jangan sampai terkena
batang langsung.
E.
Pemeliharaan
Budidaya cabai kriting perlu perhatian
khusus. Pemeliharaan yang perlu di perhtikan adalah pemberian ajir, penyiraman,
pengendalian gulma, perompesan tunas liar,
pengendalian hama
penyakit. Tanaman cabai rentan terhadap jamur dan bakteri yang menginfeksi
lewat akar. Gunakan kapur dolomite saat pengolahan lahan untuk menetralkan PH
tanah. Serta lakukan pengamatan berkala untuk mengamati perkembngan pathogen dari
golongan jamur. Selanjutnya cegah serangan ulat grayak yang menyerang buah
cabai dengan insektisida. gunakan
pestisida nabati yang ada untuk menjaga kelestarian lingkungan
Analisis usaha budidaya cabai /1000 m2
Sewa lahan : 400 x
1000 : 400.000
Olah lahan :50.000x
8 hok: 400.000
Pemasangan mlsa :50.000x
2 hok: 100.000
mulsa :
1,5 x 600000 : 900.000
Bibit :2500 x 150 btng: 375.000
Ajir :25000 x300 btng:750.000
Pupuk ponska :50 x2500 kg :125.000
Sp-36 :20 x2500 kg :50.000
KCl :15 x4000 kg :60.000
Tanam :50000 x2 hok
:100.000
lain lain :200000
: 200.000
jumlah :…………………Rp.
3.560.000
pendapatan /1000 m2
populsi 2500 tk produksi 10 %
total produksi :
2250 x 0.8 kg = 900 kg
pendapatan :
900 x Rp20000 = Rp. 18.000.000
pendapatan bersih = 18.000.000-3.560.000
Rp. 14.440.000
SALAM PETANI SUKSES
SEGITIGA PENYAKIT TANAMAN
SUARA TANI – OPT
(organism pengganggu tanaman ) merupakan momok bagi para petani. akibat
serangan OPT ini petani bisa mengalami kerugian akibat hasil menurun atau
bahkan gagal panen. OPT biasanya terdiri dari penyakit, hama dan gulma. oleh
karena itu perlu kita jaga tanaman kita agar bisa memberikan hasil yang
maksimal sebelumnya kita harus bisa membedakan apa yang dimaksud
1. Tanaman Sehat
jika fungsi-fungsi fisiologis tanaman
berlangsung normal sesuai dengan potensi genetisnya, misal tidak terjadi
keterlambatan berkecambah, berbunga normal, tumbuh seragam panen sesuai umur
fisiologis.
2. Tanaman Sakit
Jika satu, beberapa atau seluruh
fungsi-fungsi fisiologis organ tanaman tanaman terganggu/ tidak normal, akibat
adanya aktifitas pathogen (gangguan pathogen)
3. Penyakit tanaman (pathogen)
adalah penyebab tanaman menjadi sakit,
(agen yang menyababkan sakit)
4. Hama tanaman
hewan yang mengganggu atau merusak tanaman
sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu.
5. gulma
tumbuhan yang tidak
diharpkan tumbuh di areal tanaman budidaya yang menyebabkan persaingan antara
tanaman budidaya dan tumbuhan tersebut
Fungsi-fungsi
fisiologis tanaman
a.
pembelahan sel/ perkembngan sel
b.
absorbsi air dan unsure hara dari dalam tanah
& translokasinya
c.
fotosintesis & translokasi hasil
fotosintesis dan,
d. reproduksi (pembentukan bunga buah dan biji)
gambar: koloni jamur
Penyebab timbulnya
penyakit pada tanaman
seperti halnya makluk hidup yang lain, penyakit pada tanaman
dapat timbul apabila factor-faktor pendukung tersedia dengan baik. factor tersebut
dalam bahasa pertanian disebut dengan istilah “segitiga penyakit” tentunya
dalam istilah segitiga penyakit ada 3 faktor yakni.
1.
Tanaman
tanaman adalah factor utama terjadinya
penyakit, tanaman yang tidak memiliki ketahanan dan kemampuan untuk menahan
pengaruh pathogen penyebab penyakit maka akan mudah sekali timbulnya penyakit.
2.
Pathogen
pathogen dapat diibarat lintah yang
menghisap darah atau benalu yang menempel pada tanaman yang bersifat parasit
(merugikan). pathogen ini hidup didalam jaringan tanaman kemudian mengabil
sebagian atau seluruh dari jaringan tanaman. dari aktifitas pengambilan makanan
inilah jaringan tanaman mati atau tumbuh tidak normal.
3.
lingkungan
lingkungan meliputi suhu kelmbaban, sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembngan pathogen.
dari tiga factor ini semua mendukung maka
penyakit tanaman akan mudah muncul. dari pemahamaini kita dapat mencegah
terjadinya penyakit diantaranya menggunakan tanaman tahan, mengidenteifikasi
ada dan tidaknya pathogen, menciptakan lingkungan yang tidak mendukung.
semoga kita lebih perhatian terhadap
pertanian kita. dan menjaga kelestarian lingkungan.
Minggu, 15 November 2015
PENINGKATAN PRODUKSI KACANG TANAH DENGAN TEKNOLOGI PENYIANGAN
Produksi kacang tanah di Indonesia
masih tergolong rendah. produksi kacang tanah di Indonesia berkisar antra 1 –
1,3 ton/ ha (BPS 2015). Jika kita bandingkan dengan produksi Negara-negara
tetangga seperti Filipina yang mampu memproduksi kacang tanah 3,05 ton/ha, Vietnam
mampu 1,8 ton/ha, sedangkan kita 1,3 ton/ ha hanya lebih tinggi dari pada
Thailand yaitu 1,2 ton/ha.
jika kita tidak memperbaiki system
budidaya kita maka kita akan jauh ketinggalan dengan Negara tetangga bahkan
kita menjadi target pasar Negara-negara tetangga. Negara Indonesia harusnya
berbangga dengan luas wilayah yang begitu besar disbanding Negara-negara ASEAN
lainnya akan tetapi kita masih terkendala serapan teknologi bagi petani masih
rendah, sehingga informasi teknologi yang mempu meningkatkan produktivitas
pertanian kita sulit tercapai, ditambah lagi dengan adanya politisasi bahan
pangan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
salah satu teknologi untuk
meningkatkan hasil produksi kacang tanah nasional telah banyak diteliti oleh
para akademisi, peneiliti, instansi pemerintah dll. tulisan ini merangkum
bebrapa hasil penelitian yang berkaitan dengan peningkatan produksi kacang
tanah di Indonesia. salah satunya adalah teknologi penyiangan. penelitian yang
dilakukan pada 2011 di kebun percobaan Gunungbulu dan laboratorium Agronomi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta dengan judul Produktivitas Kacang Tanah Di
Lahan Kering Pada Berbagai Intensitas Penyiangan dengan nama peneliti
Wafit Dinarto dan Dian Astriani.
dalam penelitian ini peneliti menggunakan perlakuan sebagai berikut,
A = Tanpa penyiangan
B = Penyiangan 21 hari setelah tanam
C = Penyiangan umur 14 dan 28 hari setelah
tanam
D = Penyiangan umur 21 dan 42 hari setelah
tanam.
E = Penyiangan umur 14, 28, dan 42 hari
setelah tanam.
F = Penyiangan dengan herbisida pra tumbuh +
42 hari setelah tanam.
G =Penyiangan dengan
herbisida pra tumbuh + 21 dan 42 hari setelah tanam
dari perlakuan tersebut peneliti
menyampaikan hasilnya bahwa pengaruh penyiangan sangat berpengaruh dalam
meningkatkan hasil produksi kacang tanah. adapun hasil penelitiannya adalah
sebagai berikut.
A = Tanpa penyiangan :
1.62 ton/ha
B = Penyiangan 21 hari setelah tanam :
1.64 ton/ha
C = Penyiangan umur 14 dan 28 hari setelah tanam :
2.56 ton/ha
D = Penyiangan umur 21 dan 42 hari setelah tanam. : 2.1
ton/ha
E = Penyiangan umur 14, 28, dan 42 hari setelah tanam. : 2.55
ton/ha
F = Penyiangan dengan herbisida pra tumbuh + 42 hari
setelah tanam. : 1.86 ton/ha
G =Penyiangan dengan herbisida pra tumbuh + 21 dan 42 hari
setelah tanam : 1.95 ton/ha
dari hasil tersebut dapat kita ketahui
bahwa perbaikan teknologi budidaya pertanian kita salah satunya dengan
penyiangan akan memberikan hasil yang lebih. meskipun semakin banyak input yang
diberikan belum tentu meningkatkan hasil. sebagai contoh hasil tertinggi
ditunjukan pada perlakuan penyiangan dua kali pada umur 14 dan 28 hst sebanyak 2.56
ton/ha kemudian diikuti penyiangan tiga kali pada umur 14, 28 dan 42 hst
sebanyak 2.55 ton. selain itu ada yang menarik dari penelitian ini yaitu
perlakuan dua kali pada umur yang berbeda ternyata tidak memberikan hasil yang
sama yaitu perlakuan penyiangan pada umur 21 dan 42 hst, justru hasilnya lebih
rendah disbanding penyiangan pada umur 14 dan 28 hst. ini berarti bahwa
ketepatan waktu penyiangan akan memberikan pengaruh yang sangat nyata dari pada
kita mengacu pada berapa kali kita melakukan penyiangan tetapi tepat waktu kah kita dalam merawat dan
memenejemen tanaman yang telah kita budidayakan.
JADI bukan hal yang mustahil untuk
mencapai yang namanya swasembada pangan jika kita mau memulai dari sekarang
untuk menerapkan teknologi yang bermanfaat untuk peningkatan hasil dari tanaman
budidaya kita.
DAFTAR PUSTAKA
Katalok BPS : 5203014. 2015. Produksi
Tanaman Pangan 2014. Badan Pusat Statistik. Jakarta
Dinarto, W. Dan Dian A. 2012. Produktivitas Kacang Tanah di Lahan Kering
Pada Berbagai Intensitas Penyiangan. AgriSains Vol. 3 No. 4 : (33-43)
Sabtu, 14 November 2015
Sabtu, 07 November 2015
PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Alhamdulillah, beberapa daerah
sudah mulai turun hujan, sedulur tani
mulai beraktifitas dilahannya masing-masing, mempersiapkan lahan untuk ditanami
kembali. semoga musim tanam saat ini kelak hasilnya bisa maksimal, maksimal
kualitasnya, maksimal kuantitasnya.
untuk mendapatkan hasil yang
maksimal kita tentu tidak hanya mempersiapkan lahan kita bisa tanam, akan tetapi
mempersiapkan pencegahan hama yang bisa menyebabkan kegagalan panen. mungkin
dengan menjamurnya toko pertanian dengan berbagi produk pestisida kimia masalah
hama akan sekejap bisa kita atasi, sekali semprot ulat, belalang, wereng semua
musnah, tapi bukan petani sejati jika kita egois dengan mebasmi semua yang ada
di areal pertanian kita. hehe
petani dan hama ibarat musuh
dalam peperangan siapa kuat dia jadi pemenangnya. namun semua itu bisa kita
usahakan dengan tidak merusak keseimbangan yang sudah tersedia dengan mengelola
sumber daya yang ada dengan istilah pengendalian hama terpadu (PHT).
Pentingnya Pengendalian Hama
Terpadu adalah untuk menjaga keseimbngan ekosistem pertanian (sawah, ladang,
perkebunan dan tambak) selain kuantitas panen, keseimbangan alam dan keamanan
pangan yang dihasilkan dari produk pertanian kita juga harus mulai kita
tingkatkan. tidak menuntut kemungkinan dengan adanya masyarakat ekonomi ASEAN
(MEA) 2016 mendatang, produk pertanian
dari Negara-negara anggota ASEAN akan masuk ke Indonesia, jika kita tidak mampu
meningkatkan kualitas maka produk kita akan tersingkir dari pasaran karena residu
bahan kimia yang dikandungnya berlebihan.
untuk menjaga baik kualitas dan
kuantitas kita dikenalkan dengan Pengendalian Hama Terpadu dengan 4 prinsip :
1. budidaya tanaman sehat
Membudidayakan tanaman sehat merupakan hal terpenting untuk mengendalikan
hama dan penyakit tanaman. tanaman yang sehat bisa di peroleh dengan memilih
varietas tahan, pemilihan bibit, dan pemeliharaan tanaman menjadi prinsip yang
utama.
2.
Pemanfaatan musuh alami
dalam pengendalian hama terpadu (PHT) menggunakan musuh alami adalah
tulang punggungnya, jika pengendalian konvensional lebih mengutamakan cara
instan menggunakan pestisida kimia, maka PHT lebih memberdayakan musuh alami
hama seperti predator, dan parasitoid hama, katak, tawon, laba-laba, burung
pemakan ulat, dll.
3.
pengamatan rutin
sebagai petani tidak
hanya dituntut ahli tanam dan panen, akan tetapi juga harus jeli mengamati
perkembangan hama penyakit tanaman, mendiagnosis dan memutuskan, (dokter
tanaman) sehingga bisa sedini mungkin untuk bisa dilakukan tindakan.
4.
petani aktif
dalam konsep pengendalian hama terpadi dituntut kekompakan semua petani.
karenana tidak hanya satu dua petani saja yang bisa menjaga populasi musuh
alami hama, yang berperan sebagai predator hama itu sendiri, diperlukan
kesadran dengan cara diskusi antar petani, pelatihan oleh dinas terkait dan
pengenalan kearifan local, seprti menggunakan tanaman perangkap, pestisida
nabati maupun pestisida biologis.
semoga sedikit ulasan tentang pengendalian hama terpadu
(PHT) ini bisa member manfaat buat kita semua, kritik dan saran penulis
harapkan dari para pembaca agar penulisan berikutnya bisa lebih bermanfaat,
aamiin,
Rabu, 04 November 2015
BIJAKSANA DALAM BERTANI
Dengan semakin intesifnya
pertanian kita terlihatlah hasil yang tercapai beberapa decade yang lalu. sebut
saja diera 80 an, Indonesia telah menjadi Negara swasembada beras. dengan
kebijakan revolusi hijau, dengan cirri penggunaan pupuk kimia, benih unggul
perbaikan saluran irigasi, penggunaan pestisida, pinjaman bank dengan bunga
ringan dan beberapa paket kebijakan. namun dari beberpa metode yang diterapkan
menimbulkan dampak negative yang berkepanjangan, salah satunya adalah
penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, dan penggunaan pestisida yang tidak
bijaksana.
dampak dari kedua metode
tersebut dalam peningkatan hasil pertanian secara intesif memang sangat nyata
akan tetapi akan mempengaruhi keseimbngan di alam. contoh penggunaan pupuk
kimia berlebih tanpa diimbangi dengan pupuk organic, maka akan terjadi
berkurangnya bahan organic ditanah akibatnya tanah menjadi tandus dan
mikroorganisme yang bersifat menguntungkan akan hilang karena tidak ada makanan
untuk proses hidupnya, fungsi dari bahan organic selain menyuburkan tanah secara
fisik juga sebagai bahan makanan organisme2 didalam tanah (decomposer),
kemudian sisa metobilsmenya berupa nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
selanjutnya penggunaan pestisida
kimia yang kurang bijaksana. memang penggunaan pestisida kimia, baik itu
fungisida, insektisida, herbisida dan bakterisida. jenis pestisida ini yang sifatnya
kontak maupun sistemik dampak buruk yang ditimbulkan dari benda-benda kimia ini
adalah.
1.
Matinya hama bukan sasaran
2.
keseimbangan alam terganggu.
3.
residu pada hasil panen
4.
matinya musuh alami hama.
oleh karena itu untuk menjaga
kualitas dan hasil panen yang kita makan atau kita jual, sudah saatnya kita
lebih bijaksana dalam penggunaan pestisida maupun pupuk kimia, agar aspek
keamanan pangan bisa kita jaga, karena kita sebagai petani tentu tidak hanya
mengejar target hasil yang meningkat, akan tetapi target kualitas keamanan
pangan juga harus kita penuhi agar produk yang kita hasilkan bisa bersaing
dipasar-pasar modern.
Sabtu, 31 Oktober 2015
TINGKATKAN HASIL PANEN DENGAN TUMPANGSARI
dalam proses peningkatan hasil pertanian ada teknik ekstensifikasi dan intensifikasi. teknik ekstensifikasi adalah peningkatan hasil pertanian dengan cara perluasan lahan pertanian. sedangkan teknik intesifikasi pertanian adalah, peningkatan hasil pertanian dengan cara memberikan input teknologi dalam luasan yang sama. teknologi dalam system budidaya pertanian untuk meningkatkan hasil antara lain.
1. penggunaan benih unggul
2. teknologi penyiangan, tepat cara dan tepat waktu,
3. teknologi pemupukan; tepat jenis, tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu .
4. teknik budidaya, tumpang sari dan tumpang gilir.
Indonesia adalah Negara yang besar dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa. dengan jumlah penduduk yang besar maka dituntut penyediaan bahan makanan juga meningkat. sayangnya peningkatan jumlah penduduk tidak dibarengi dengan perluasan wilayah, akan tetapi dibarengi dengan alih fungsi lahan salah satunya adalah pembukaan areal hutan menjadi lahan pertanian. dalam proses alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian tentu juga akan menimbulkan masalah baru, diantaranya;
1. berkurangnya pasokan Oksigen,
2. berkurangnya habitat binatang liar,
3. berkurangnya keanekaragaman hayati hutan.
4. terjadi pemanasan global,
5. anomaly iklim.
6. sering terjadinya banjir.
7. suplai air permukaan berkurang, dll.
Dari dampak-dampak alih fungsi lahan hutan ke lahan pertanian di atas tentu kita tidak tinggal diam atau menutup mata kita, karena ego kita sebagai Makluk yang damanahi oleh Sang Maha Pencipta menjadi Kholifah (pemimpin) dimuka bumi ini (Q.S Al-Baqarah; 2;30) tentu kita harus bijaksana dalam mengelola sumber daya yang ada. dengan bekal akal dan fikiran kita, tentu semua itu bisa kita jadikan ajang penghambaan diri kepada-Nya. salah satunya menerpakan teknologi tumpangsari. metode budidaya pertanian secara tumpang sari adalah menaman lebih dari satu tanaman budidaya dalam satu luasan yang sama. metode ini efektif dalam mendeversifikasi hasil panenan, karena lahan tidak hanya menghasilkan satu produk hasil panen.
yang perlu diperhatikan dalam model penanaman tumpang sari adalah,
1. jenis tanamannya,
artinya dalam budidaya teknik tumpang sari disarankan tidak menanam tanaman yang sekeluarga misal cabai dengan tomat, agar tidak terjadi ledakan hama maupun pathogen. sekaligus memutus siklus hidup hama dan pathogen.
2. jarak tanam
dalam teknik tumpang sari tentu hubungan timbale balik antar tanaman tidak bisa dihindari baik yang menguntungkan maupun merugikan (competisi)
Kamis, 29 Oktober 2015
PRODUKTIVITAS MASIH RENDAH
Dilihat dari sisi produksi kita
memang patut berbangga namun dari sisi produktivitas kita masih ketingal dengan
Negara-negara di Asia Tenggara, untuk produktivitas padi kita masih dibawah Vietnam
yaitu 55, 73 ku/ha sedangkan kita hanya 51,52 ku/ha namun kita masih di atas
Filipina, Malaysia dan Myanmar. Untuk jagung kita menempati posisi tertinggi di
kawasan Asia Tenggara yaitu 48,44 ku/ha, namun menempati posisi ke-17 dari 30
negara utama penghasil jagung. untuk kedelai produktivitas kita masih tergolong
rendah yaitu 14,16 ku/ha, dibawah Kamboja, Thailan, dan Vietnam. Meskipun produksi
kacang tanah kita menempati posisi pertama didunia namun produktivitas kita
masih dibawah Filipina dan Vietnam, Produktivitas kacang tanah di Filipina
mampu memproduksi 30,29 ku/ha sedangkan kita tidak ada separau dari
produktivitas kacang tanah di Filipina, yaitu sebesar 13,52 ku/ha (BPS, 2015).
Kalau kita lihat iklim dan kesuburan tanah di Negara kita tentu untuk
menghasilkan produktivitas tanaman pangan kita melenihi produktivitas tanaman
pangan di kawasan Asia Tenggara.
dari data yang di publikasikan
oleh BPS seharusnya kita bisa berbangga dan termotivasi untuk memperbaiki system
budidaya dan infrastruktur pertanian kita, termasuk memberikan bimbingan
teknologi kepada petani kita. sebagai contoh produksi padi 4 kuwintal per
hektar masih dibawah Vietnam, jika kita mampu menyamakan produktivitas maka
kasus impor beras dari Vietnam yang akan dilakukan pemerintah dibulan ini
melalu Bulog bisa kita batalkan dan petani kita bisa merasakan keuntungan yang
lebih. selain produksi padi kita yang masih dibawah Vietnam, Kacang tanah kita
jauh dibawah Filipina sebanyak 16.77 ku/ha petani kita belum bisa menikmatinya
hilang karena minim input yang diberikan atau belum menggunakan benih unggul.
sumber ; catalog BPS : 5203014. Produksi
Tanaman Pangan 2014. www.bps.go.id