Sabtu, 07 November 2015

PENGENDALIAN HAMA TERPADU

Alhamdulillah, beberapa daerah sudah mulai turun hujan, sedulur tani mulai beraktifitas dilahannya masing-masing, mempersiapkan lahan untuk ditanami kembali. semoga musim tanam saat ini kelak hasilnya bisa maksimal, maksimal kualitasnya, maksimal kuantitasnya.
untuk mendapatkan hasil yang maksimal kita tentu tidak hanya mempersiapkan lahan kita bisa tanam, akan tetapi mempersiapkan pencegahan hama yang bisa menyebabkan kegagalan panen. mungkin dengan menjamurnya toko pertanian dengan berbagi produk pestisida kimia masalah hama akan sekejap bisa kita atasi, sekali semprot ulat, belalang, wereng semua musnah, tapi bukan petani sejati jika kita egois dengan mebasmi semua yang ada di areal pertanian kita. hehe
petani dan hama ibarat musuh dalam peperangan siapa kuat dia jadi pemenangnya. namun semua itu bisa kita usahakan dengan tidak merusak keseimbangan yang sudah tersedia dengan mengelola sumber daya yang ada dengan istilah pengendalian hama terpadu (PHT).
Pentingnya Pengendalian Hama Terpadu adalah untuk menjaga keseimbngan ekosistem pertanian (sawah, ladang, perkebunan dan tambak) selain kuantitas panen, keseimbangan alam dan keamanan pangan yang dihasilkan dari produk pertanian kita juga harus mulai kita tingkatkan. tidak menuntut kemungkinan dengan adanya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2016 mendatang,  produk pertanian dari Negara-negara anggota ASEAN akan masuk ke Indonesia, jika kita tidak mampu meningkatkan kualitas maka produk kita akan tersingkir dari pasaran karena residu bahan kimia yang dikandungnya berlebihan.
untuk menjaga baik kualitas dan kuantitas kita dikenalkan dengan Pengendalian Hama Terpadu dengan 4 prinsip :

 1.      budidaya tanaman sehat
Membudidayakan tanaman sehat merupakan hal terpenting untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. tanaman yang sehat bisa di peroleh dengan memilih varietas tahan, pemilihan bibit, dan pemeliharaan tanaman menjadi prinsip yang utama.
 2.      Pemanfaatan musuh alami
dalam pengendalian hama terpadu (PHT) menggunakan musuh alami adalah tulang punggungnya, jika pengendalian konvensional lebih mengutamakan cara instan menggunakan pestisida kimia, maka PHT lebih memberdayakan musuh alami hama seperti predator, dan parasitoid hama, katak, tawon, laba-laba, burung pemakan ulat, dll.


3.      pengamatan rutin
sebagai petani tidak hanya dituntut ahli tanam dan panen, akan tetapi juga harus jeli mengamati perkembangan hama penyakit tanaman, mendiagnosis dan memutuskan, (dokter tanaman) sehingga bisa sedini mungkin untuk bisa dilakukan tindakan.
4.      petani aktif
dalam konsep pengendalian hama terpadi dituntut kekompakan semua petani. karenana tidak hanya satu dua petani saja yang bisa menjaga populasi musuh alami hama, yang berperan sebagai predator hama itu sendiri, diperlukan kesadran dengan cara diskusi antar petani, pelatihan oleh dinas terkait dan pengenalan kearifan local, seprti menggunakan tanaman perangkap, pestisida nabati maupun pestisida biologis. 

semoga sedikit ulasan tentang pengendalian hama terpadu (PHT) ini bisa member manfaat buat kita semua, kritik dan saran penulis harapkan dari para pembaca agar penulisan berikutnya bisa lebih bermanfaat, aamiin,

0 komentar:

Posting Komentar

berikan saran, kritikan dan masukan dari tulisan di blog ini yang bersifat membangun demi kemajuan pertanian kita