Alhamdulillah, beberapa daerah
sudah mulai turun hujan, sedulur tani
mulai beraktifitas dilahannya masing-masing, mempersiapkan lahan untuk ditanami
kembali. semoga musim tanam saat ini kelak hasilnya bisa maksimal, maksimal
kualitasnya, maksimal kuantitasnya.
untuk mendapatkan hasil yang
maksimal kita tentu tidak hanya mempersiapkan lahan kita bisa tanam, akan tetapi
mempersiapkan pencegahan hama yang bisa menyebabkan kegagalan panen. mungkin
dengan menjamurnya toko pertanian dengan berbagi produk pestisida kimia masalah
hama akan sekejap bisa kita atasi, sekali semprot ulat, belalang, wereng semua
musnah, tapi bukan petani sejati jika kita egois dengan mebasmi semua yang ada
di areal pertanian kita. hehe
petani dan hama ibarat musuh
dalam peperangan siapa kuat dia jadi pemenangnya. namun semua itu bisa kita
usahakan dengan tidak merusak keseimbangan yang sudah tersedia dengan mengelola
sumber daya yang ada dengan istilah pengendalian hama terpadu (PHT).
Pentingnya Pengendalian Hama
Terpadu adalah untuk menjaga keseimbngan ekosistem pertanian (sawah, ladang,
perkebunan dan tambak) selain kuantitas panen, keseimbangan alam dan keamanan
pangan yang dihasilkan dari produk pertanian kita juga harus mulai kita
tingkatkan. tidak menuntut kemungkinan dengan adanya masyarakat ekonomi ASEAN
(MEA) 2016 mendatang, produk pertanian
dari Negara-negara anggota ASEAN akan masuk ke Indonesia, jika kita tidak mampu
meningkatkan kualitas maka produk kita akan tersingkir dari pasaran karena residu
bahan kimia yang dikandungnya berlebihan.
untuk menjaga baik kualitas dan
kuantitas kita dikenalkan dengan Pengendalian Hama Terpadu dengan 4 prinsip :
1. budidaya tanaman sehat
Membudidayakan tanaman sehat merupakan hal terpenting untuk mengendalikan
hama dan penyakit tanaman. tanaman yang sehat bisa di peroleh dengan memilih
varietas tahan, pemilihan bibit, dan pemeliharaan tanaman menjadi prinsip yang
utama.
2.
Pemanfaatan musuh alami
dalam pengendalian hama terpadu (PHT) menggunakan musuh alami adalah
tulang punggungnya, jika pengendalian konvensional lebih mengutamakan cara
instan menggunakan pestisida kimia, maka PHT lebih memberdayakan musuh alami
hama seperti predator, dan parasitoid hama, katak, tawon, laba-laba, burung
pemakan ulat, dll.
3.
pengamatan rutin
sebagai petani tidak
hanya dituntut ahli tanam dan panen, akan tetapi juga harus jeli mengamati
perkembangan hama penyakit tanaman, mendiagnosis dan memutuskan, (dokter
tanaman) sehingga bisa sedini mungkin untuk bisa dilakukan tindakan.
4.
petani aktif
dalam konsep pengendalian hama terpadi dituntut kekompakan semua petani.
karenana tidak hanya satu dua petani saja yang bisa menjaga populasi musuh
alami hama, yang berperan sebagai predator hama itu sendiri, diperlukan
kesadran dengan cara diskusi antar petani, pelatihan oleh dinas terkait dan
pengenalan kearifan local, seprti menggunakan tanaman perangkap, pestisida
nabati maupun pestisida biologis.
semoga sedikit ulasan tentang pengendalian hama terpadu
(PHT) ini bisa member manfaat buat kita semua, kritik dan saran penulis
harapkan dari para pembaca agar penulisan berikutnya bisa lebih bermanfaat,
aamiin,
0 komentar:
Posting Komentar
berikan saran, kritikan dan masukan dari tulisan di blog ini yang bersifat membangun demi kemajuan pertanian kita