Jumat, 23 Oktober 2015

JAGA KESEIMBANGAN ALAM MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

Saatnya Kita Kenali Siapa Lawan Siapa Kawan
gambar 1, pengendalian hama
ini bukan pertandingan, ini juga bukan turnamen yang bisa menentukan siapa pemenangnya jika sudah bisa mengalahkan sang lawan. akan tetapi ini adalah kawan ataupun lawan yang tak bisa kita ajak kompromi, tapi bisa kita kenali dan fahami dengan cara kita menjaganya. bukan kawan kita yang kita jaga dan lestarikan??? itu mah egois ga pernah ada perhatian sama lawan, tapi disini kita d tuntut untuk menjaga kawan kita sekaligus lawan kita.
siapa dia kalu bukan ekosistem sawah kita.
bagi kita yang awam dengan istilah ekosistem baik penulis akan sedikit sampaikan waktu pelajaran SD kelas 5 dulu. ekosistem adalah hubungan timbale balik antra makluk hidup dan lingkungannya dan membentuk kesetabilan ekosistem itu sendiri. sebut saja ekosistem sawa, ekosistem hutan, ekosistem laut, ekosistem padang rumput, dll.
disini kita akan belajar mengenai ekosistem sawah. Ekosistem sawah adalah hubungan timbale balik makluk hidup yang berada di area persawahan. komponen yang membentuk ekosistem sawah itu sendiri adalah manusia, hewan, tumbuhan serangga dan mekroorganisme yang lain. hubungan timbal-balik jika terjadi secara ilmiah maka keseimbangan ekosistem akan tercapai. 

Gambar 2. piramida makanan

Apa sih manfaat dari keseimbangan ekosistem ini????
Allah berfirman dalam Al-Qur’an “dan langit telah ditinggikan-Nya dan dia ciptakan keseimbangan, agar kamu tidak merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu”.(Q.S Ar-Rahman 7-9)
demikianlah dalil bahwa apa yang sudah Allah SWT ciptakan itu memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing untuk menjaga keseimbangan alam itu sendiri.  Ekosistem sawah tidak lepas dari yang namanya siklus rantai makanan, dimna ada pemakan dan yang dimakan.
oleh karena itu dalam rantai makanan ada tingkatannya, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut;

Produsen. adalah semua tumbuhan hijau yang mampu memproduksi makanan sendiri dengan zat hijau daunnya (klorofil) dengan memanfaatkan sinar mata hari untuk proses fotosintesis. kemudian hasil fotosintesis berupa gula dismpan dalam bentuk biji, daun batang umbi, untuk selanjutnya dimakan oleh konsumen primer.



Gambar 3. komoditas pertanian

Konsumen primer. adalah konsumen tingkat pertama yang kita kenal sebagai herbivore, yaitu semua yang memakan tumbuh-tumbuhan. keseimbangan dalam lingkungan persawahan tidak lepas dari hama tanaman, predator, dan musuh alami. kita pasti akan mengartikan  bahwa konsumen primer ini adalah hama karena organism ini lah yang memakan tanaman di lahan kita. akan tetapi dari hama nanti aka nada tingkatan berikutnya yaitu, predator musuh alamai, competitor, dll
Gambar 4. hama dan penyakit tanaman
system pertanian kita yang konvensional dan intensif biasanya akan mengacu pada instanisme. Instanisme adalah segera mungkin secepat mungkin dan semurah mungkin. aspek inilah yang akan membuat kita kurang bijaksana dalam mengelola sumber daya yang ada di areal persawahan kita. contoh, ketika muncul ulat di lahan kita akan segera menyemprotnya dengan insektisida kimia, dampak yang ditimbulkan musuh alami ulat akan kehilangan makanannya, serangga bukan hama akan ikut mati karena terkena dampak dari insektisida kimia dan belum lagi residu yang ditinggalkan ketanaman yang kita panen.
penggunaan pupuk tidak berimbang, juga akan berpengaruh pada kesuburan bilogi dan fisik tanah akan menurun, karena banyak organism penghuni tanah akan mati karena paparan bahan kimia yang dibawa oleh pupuk kimia, tekstur tanah menjadi keras, karena akumulusai bahan kimia yang tidak diimbangi oleh dekomposisi bahan organic oleh decomposer

Gambar 5. musuh alami/predator hama.
Konsumen sekunder, biasanya disebut juga musuh alami hama, contoh; capung, laba-laba, burung pemakan ulat, tawon, belut, ular dll. organism ini berperan sebagai control hama, jika makanan mereka tidak ada di lahan makan kemungkinan besar dia akan pergi atau mati, akhirnya akan terjadi ledakan hama sekunder dan resistensi hama terhadap pestisida (kebal). 

Gambar 6. Miselium jamur
Decomposer peran decomposer ini sangat penting karena tanpa decomposer mungkin planet kita akan penuh dengan sampah makluk hidup, (sampah organic). oleh karena itu menjaga kesehatan tanah itu mutlak kita lakukan agar organism didalam tanah yang berperan sebagai decomposer tetap terjaga. misalnya; cacing, jamur, bakteri, rayab, dll.
agar keseimbangan ekosistem sawah kita terjaga maka dari tingkatan rantai makanan di atas perlu kita ketahui dan bijak dalam memutuskan penggunaan bahan-bahan kimia, tidak ada salahnya jika kita mau mencoba menggunakan pestisida nabati, maupun biologi. sedangkan pemupukan kita maksimalkan penggunaan pupuk organic sisa tanaman kita kembalikan kedalam tanah, dan melakukan rotasi tanam agar tidak terjadi dominasi dan endemic hama penyakit. 


0 komentar:

Posting Komentar

berikan saran, kritikan dan masukan dari tulisan di blog ini yang bersifat membangun demi kemajuan pertanian kita