Program swasembada pangan
seharusnya tidak hanya menjadi mimpi dan angan-angan saja. untuk mewujudkan
swasembada pangan tentu tidak hanya pemerintah yang membuat program dan
mewujudkan, karena perlu kita sadari bahwa keberhasilan suatu program harus
didukung oleh seluruh pihak yang berkepentingan termasuk petani itu sendiri.
mulai sekarang petani harus
memiliki cara pandang bisnis untuk meningkatkan hasil taninya sehingga akan
terbiasa dengan perhitungan untung rugi dari tanaman yang telah di budidayakan.
jika selama ini petani masih menggap bertani adalah sekedar kegiatan untuk
menyambung hidup maka tidak ada motivasi untuk peningkatan hasil, bahkan ada
istilah “bisa panen syukur”
peningkatan produksi padi di
Indonesia bukan lagi sebagai wacana atau sekedar program pemerintah. mengingat
hampir 90 % masyarakat kita adalah pengkonsumsi beras, sehingga setiap tahunnya
antara produksi dan konsumsi mengalami deficit alhasil pemerintah selalu
melakukan impor beras, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. untuk itu dalam
meningkatkan produksi nasional kita harus memperhatikan usahatani padi.
1.
Menggunakan
Benih Bermutu
benih bermutu adalah benih yang memiliki vigor tinggi dan bersertifikat.
keuntungan menggunakan benih bermutu adalah.
a.
benih tumbuh cepat dan seragam.
b.
jika disemaikan tumbuh menjadi bibit tegar dan
sehat.
c.
pada saat dipindah tanam, bibit tumuh lebih
cepat.
d.
jumlah tanaman optimum akan memberikan hasil
yang tinggi.
2.
Persemaian
untuk kebutuhan benih luasan 1 ha 20 kg. benih bernas (yang tenggelam)
dibilas dengan air bersih kemudian direndam dalam air selama 24 jam, kemudian
di peram dalam karung selama 48 jam. buat areal persemian 400 m2/ha.
buat lebar bedengan 1-1,2 m dan diberi pupuk kandang, serbuk kayu dan abu
sebanyak 2 kg/m2. penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi
sehingga kerusakan akar bisa dikurangi.
3.
Persiapan
lahan
dua minggu sebelum olah tanah berikan pupuk kandang sebnyak 2 ton/ha.
selanjutnya lakukan pengolahan tanah secara sempurna (2 kali bajak dan 1 kali
garu).
4.
Penanaman
penanaman sebaiknya dilakukan saat bibit masih muda ˂ 21 HSS (hari setelah
sebar) sebanyak 1-3 bibit/rumpun. penanaman disarankan dengan system jejer
legowo, karena populasi lebih banyak dan produksi lebih tinggi.
Keuntungan
cara tanam jejer legowo
-
rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir
lebih banyak.
-
terdapat ruang kosong untuk pengaturan air,
saluran pengumpulan keong mas atau untuk mina padi.
-
pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih
mudah.
-
pada tahap awal areal pertanaman lebih terang
sehingga kurang diserang tikus.
-
penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
5.
Pengairan
berselang
pemerian air berselang adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering
dan tergenang secara bergantian. Tujuan pengairan berselang adalah :
-
Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat
diairi lebih luas.
-
member kesempatan akar tanaman memperoleh udara
lebih banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam.
-
mencegah timbulnya keracunan besi.
-
mencegah penimbunan asam organic dan gas H2S
yang menghambat perkembangan akar.
-
mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang
bermanfaat.
-
mengurangi kerebahan.
-
menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat
waktu panen.
-
memudahkan pengendalian hama keong mas.
cara pemberian air yaitu saat tanaman berumur 3 hari, petakan sawah
diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hariberikutnya tidak ada
penambahan air. selanjutnya pemerian air berselang lima hari.
6.
Pemupukan
pemupukan berimbang, yaitu pemberian berbagai unsure hara dalam bentuk
pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang dibutuhkan tanaman berdasarkan
tingkat hasil yang ingin dicapai. untuk setiap ton gabah yang dihasilkan
tanaman padi membutuhkan hara N 17,5 kg, P sebanyak 3 kg dan K sebanyak 7 kg
(BPTP NAD).
dengan demikian jika kita ingin mendapatkan hasil yang tinggi sudah tentu
membutuhkan pupuk yang banyak. Namun demikian tingkat hasil yang ditetapkan
juga memperhatikan daya dukung lingkungan setempat dengan melihat produktifitas
padi pada tahun-tahun sebelumnya.
7.
Pengendalian
Gulma secara terpadu
gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, mengatur air
dipetakan sawah, menggunakan benih bersertifikat, menggunakan kompos yang sudah
matang, serta menggunakan landak (gosrok) sangat dianjurkan.
8.
Pengendalian
hama dan penyakit terpadu
pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan pendekatan
pengendalian yang memperhitungkan factor ekologi sehingga pengendalian
dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak
menimbulkan kerugian besar. PHT merupakan perpaduan berbagai cara pengendalian
hama dan penyakit, diantaranya melakukan monitoring populasi hama dan kerusakan
tanaman sehingga penggunaan teknologi pengendalian dapat lebih tepat.
9.
Panen
panen dilakukan saat
gabah menguning, tetapi malai masih segar. potong padi dengan sabit 30-40 cm di
atas permukaan tanah. gunakan plastic terpal untuk alas tanaman padi yang baru
diportong dan ditumpuk sebelum dirontok. hindari perontokan lebih dari 2 hari
setelah pemotongan untuk menghindari kerusakan beras, sehingga menurnkan
kualitas.
0 komentar:
Posting Komentar
berikan saran, kritikan dan masukan dari tulisan di blog ini yang bersifat membangun demi kemajuan pertanian kita