Kamis, 19 November 2015

PENINGKATAN PRODUKSI PADI DENGAN EFISIENSI USAHATANI

Program swasembada pangan seharusnya tidak hanya menjadi mimpi dan angan-angan saja. untuk mewujudkan swasembada pangan tentu tidak hanya pemerintah yang membuat program dan mewujudkan, karena perlu kita sadari bahwa keberhasilan suatu program harus didukung oleh seluruh pihak yang berkepentingan termasuk petani itu sendiri.
mulai sekarang petani harus memiliki cara pandang bisnis untuk meningkatkan hasil taninya sehingga akan terbiasa dengan perhitungan untung rugi dari tanaman yang telah di budidayakan. jika selama ini petani masih menggap bertani adalah sekedar kegiatan untuk menyambung hidup maka tidak ada motivasi untuk peningkatan hasil, bahkan ada istilah “bisa panen syukur”
peningkatan produksi padi di Indonesia bukan lagi sebagai wacana atau sekedar program pemerintah. mengingat hampir 90 % masyarakat kita adalah pengkonsumsi beras, sehingga setiap tahunnya antara produksi dan konsumsi mengalami deficit alhasil pemerintah selalu melakukan impor beras, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. untuk itu dalam meningkatkan produksi nasional kita harus memperhatikan usahatani padi.
1.      Menggunakan Benih Bermutu
benih bermutu adalah benih yang memiliki vigor tinggi dan bersertifikat. keuntungan menggunakan benih bermutu adalah.
a.       benih tumbuh cepat dan seragam.
b.      jika disemaikan tumbuh menjadi bibit tegar dan sehat.
c.       pada saat dipindah tanam, bibit tumuh lebih cepat.
d.      jumlah tanaman optimum akan memberikan hasil yang tinggi.
2.      Persemaian
untuk kebutuhan benih luasan 1 ha 20 kg. benih bernas (yang tenggelam) dibilas dengan air bersih kemudian direndam dalam air selama 24 jam, kemudian di peram dalam karung selama 48 jam. buat areal persemian 400 m2/ha. buat lebar bedengan 1-1,2 m dan diberi pupuk kandang, serbuk kayu dan abu sebanyak 2 kg/m2. penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi sehingga kerusakan akar bisa dikurangi.
3.      Persiapan lahan
dua minggu sebelum olah tanah berikan pupuk kandang sebnyak 2 ton/ha. selanjutnya lakukan pengolahan tanah secara sempurna (2 kali bajak dan 1 kali garu).
4.      Penanaman
penanaman sebaiknya dilakukan saat bibit masih muda ˂ 21 HSS (hari setelah sebar) sebanyak 1-3 bibit/rumpun. penanaman disarankan dengan system jejer legowo, karena populasi lebih banyak dan produksi lebih tinggi.
Keuntungan cara tanam jejer legowo
-          rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir lebih banyak.
-          terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan keong mas atau untuk mina padi.
-          pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah.
-          pada tahap awal areal pertanaman lebih terang sehingga kurang diserang tikus.
-          penggunaan pupuk lebih berdaya guna.

5.      Pengairan berselang
pemerian air berselang adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian. Tujuan pengairan berselang adalah :
-          Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi lebih luas.
-          member kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam.
-          mencegah timbulnya keracunan besi.
-          mencegah penimbunan asam organic dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
-          mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat.
-          mengurangi kerebahan.
-          menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen.
-          memudahkan pengendalian hama keong mas.
cara pemberian air yaitu saat tanaman berumur 3 hari, petakan sawah diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hariberikutnya tidak ada penambahan air. selanjutnya pemerian air berselang lima hari.
6.      Pemupukan
pemupukan berimbang, yaitu pemberian berbagai unsure hara dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang dibutuhkan tanaman berdasarkan tingkat hasil yang ingin dicapai. untuk setiap ton gabah yang dihasilkan tanaman padi membutuhkan hara N 17,5 kg, P sebanyak 3 kg dan K sebanyak 7 kg (BPTP NAD).
dengan demikian jika kita ingin mendapatkan hasil yang tinggi sudah tentu membutuhkan pupuk yang banyak. Namun demikian tingkat hasil yang ditetapkan juga memperhatikan daya dukung lingkungan setempat dengan melihat produktifitas padi pada tahun-tahun sebelumnya.
7.      Pengendalian Gulma secara terpadu
gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, mengatur air dipetakan sawah, menggunakan benih bersertifikat, menggunakan kompos yang sudah matang, serta menggunakan landak (gosrok) sangat dianjurkan.
8.      Pengendalian hama dan penyakit terpadu
pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan pendekatan pengendalian yang memperhitungkan factor ekologi sehingga pengendalian dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak menimbulkan kerugian besar. PHT merupakan perpaduan berbagai cara pengendalian hama dan penyakit, diantaranya melakukan monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi pengendalian dapat lebih tepat.
9.      Panen
panen dilakukan saat gabah menguning, tetapi malai masih segar. potong padi dengan sabit 30-40 cm di atas permukaan tanah. gunakan plastic terpal untuk alas tanaman padi yang baru diportong dan ditumpuk sebelum dirontok. hindari perontokan lebih dari 2 hari setelah pemotongan untuk menghindari kerusakan beras, sehingga menurnkan kualitas.


0 komentar:

Posting Komentar

berikan saran, kritikan dan masukan dari tulisan di blog ini yang bersifat membangun demi kemajuan pertanian kita