Senin, 14 November 2016

INDONESIA DARURAT PETANI


perlu kita sadari pertumbuhan jumlah penduduk semakin pesat bahkan 2045 jumlah penduduk akan bertambah empat kali lipat dari yang sekarang. dengan jumlah yang banyak itu tenu perlu makan perlu minum, perlu tempat tinggal, sedangkan luas daratan tidak bertambah. oleh karena itu perlu niatan dan usaha yang kuat dari para petani dan pihak-pihak yang bersangkutan.
badan pusat statistic (BPS) mengatakan terjadi penurunan jumlah Rumh tangga usaha pertanian (RTUP). penurunan ini berdampak jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani kian menyusut. sensus 2003 ke 2013 terjadi penurunan jumlah petani dari 31 juta ke 26 juta. hampir 5 juta petani meninggalkan profesinya.
dengan lahan pertanian yang dimiliki petani kita kurang dari setengah hektar sehingga memungkinkan besar mereka beralih kesektor lain. selain lahan yang sempit perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan resiko kegagalan sangat tinggi dari resiko banjir kekeringan bahkan ledakan hama penyakit.
karena resiko yang dihadapi sebagai petani sangat tinggi, petani lebih memilih profesi yang dianggap memiliki resiko sedikit dan hasilnya dianggap bisa dirasakan secara langsung, misal kesektor konstruksi tukang bangunan, buruh pabrik, tukang ojek, atau menjadi pedagang.
peralihan profesi petani kesektor lain perlu kita sikapi dengan serius karena selain berdampak dengan tingkat produksi hasil pertanian menurun, biaya oprasional juga meningkat karena tenaga pertanian semakin sulit ditemui. selain berdampak kesektor pertanian sendiri beralihnya profesi petani ke sektor lain juga akan memiliki resiko persaingan yang ketat, banyak orang berbondong-bondong melamar menjadi buruh pabrik, pindah kekota sebagai buruh bangunan, dll.

oleh karena itu perlu adanya gerakan BANGGA JADI PETANI

0 komentar:

Posting Komentar

berikan saran, kritikan dan masukan dari tulisan di blog ini yang bersifat membangun demi kemajuan pertanian kita