Gambar. aktivitas bongkar muat di pelabuhan
saat ini bangsa kita sebagai Negara pengimpor bahan pangan tertinggi terutama beras dan gandum. dikutif dari liputan6.com pernyataan ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus nilai impor beras Indonesia meningkat. dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Impor beras periode Januari-Juli 2016 sebesar US$ 447 juta. Sementara impor komoditas tersebut pada Januari Desember 2015 sebesar US$ 351 juta.
Hal yang sama juga terjadi pada impor gandum. pada
periode Januari-Juli 2016 Indonesia telah mengimpor gandum sebesar US$ 1,49
miliar. Sedangkan pada Januari-Desember 2015 sebesar US$ 2.08 miliar. selain
itu dalam peringkat Global Food Security index, posisi Indonesia juga kalah
jika dibandingka Negara tetangga di kawasan ASEAN dari 113 negara Indonesia
berada di peringkat 71 sedangkan Malaysia berada di peringkat 35, Thailand di
pringkat 51 dan Vietanam di pringkat 57.
kita Negara agraris tapi untuk Global Food Security
Index kita berada ditingkat 71, masih kalah dengan Vietnam yang notabene adalah
Negara yang baru merdeka.
maka mustahil swasembada akan tercapai jika pemerintah lebih memilih jalan instan yaitu impor sebagai solusi pamungkas untuk menyediakan ketahanan pangan nasional. karena impor hanya memihak para tengkulak dan pemain bisnis pangan. sedangkan petani yang menghasilkan produk-produk pertanian masih jauh terjangkau dari tangan pemerintah. selama ini pemerintah data produktivitas lahan tiap tahun yang menjadi acuan stock nasional mampu memenuhi kebutuhan atau tidak. sedangkan upaya untuk meningkatkan produktivitasnya masih kurang. sebagai contoh
1. masyarakat kita dianjurkan untuk menanam serempak sedangkan distribusi pupuk untuk kebutuhan petani sering telat.
2. ketersediaan benih unggul sering kali tidak tersedia ditingkat desa-desa terpencil.
3. pendampingan penyuluh pertanian yang kurang maksimal karena luasnya cakupan wilayah serta medan yang kadang tidak memungkinkan.
4. harga ditingkat petani yang selalu turun ketika panen raya, sehingga gairah untuk budidaya dengan hasil tinggi menjadi turun
.5. adopsi teknologi ditingkat petani masih sangat rendah, karena faktor pendidikan dan usia petani kita rata-rata usia lanjut.
sehingga kalau untuk mewujudkan swasembada pangan terutama beras dan komoditas di negara ini perlu langkah serius dari pemerintah. antara lain
1. ketersediaan sarana produksi (saprodi) cukup ditingkat desa dan wilayah sehingga petani tidak kesulitan untuk meningkatkan hasilnya.
2. benih-benih unggul dan berkualitas serta terjangkau oleh petani selalu ada ketika petani membutuhkan.
3 pendampingan yang maksimal ke petani agar adopsi teknologi dan informasi cepat sampai di tingkat petani.
4. ada kepastian harga panen sehingga gairah untuk tanam dan meningkatkan hasil selalu ada dalam benak petani.
0 komentar:
Posting Komentar
berikan saran, kritikan dan masukan dari tulisan di blog ini yang bersifat membangun demi kemajuan pertanian kita